Banjarmasin, ibu kota Provinsi Kalimantan Selatan, dikenal sebagai "Kota Seribu Sungai". Keunikan geografis ini telah membentuk dan melestarikan berbagai tradisi yang memikat, menjadikan kota ini destinasi yang kaya akan budaya dan sejarah. Dari denyut nadi pasar terapung hingga kehalusan seni kerajinan tangan, tradisi Banjarmasin menawarkan jendela unik untuk memahami denyut kehidupan masyarakatnya.
Salah satu tradisi paling ikonik dari Banjarmasin adalah Pasar Terapung. Di sini, kehidupan berpusat di atas air. Para pedagang dan pembeli bertemu di atas perahu-perahu tradisional yang berjejer di sungai. Pagi hari adalah waktu terbaik untuk menyaksikan aktivitas yang paling ramai. Suara tawar-menawar, aroma masakan khas, dan pemandangan warna-warni dagangan menjadi suguhan visual dan auditori yang tak terlupakan. Pasar terapung bukan sekadar tempat bertransaksi, melainkan sebuah ekosistem sosial dan budaya yang telah bertahan selama berabad-abad.
Beragam komoditas diperjualbelikan di pasar terapung, mulai dari hasil bumi seperti sayuran dan buah-buahan segar, hingga kebutuhan pokok, ikan, dan berbagai macam jajanan tradisional. Tradisi ini mengajarkan nilai kebersamaan, kerja keras, dan adaptasi terhadap lingkungan. Keberadaannya menjadi bukti ketangguhan masyarakat Banjar dalam memanfaatkan anugerah alam.
Banjarmasin juga kaya akan warisan seni dan kerajinan tangan. Salah satu yang paling terkenal adalah kerajinan perak dan emas. Pengrajin lokal mampu menciptakan aneka perhiasan dengan motif-motif yang rumit dan indah, seringkali terinspirasi dari alam dan budaya Banjar. Anting, gelang, kalung, hingga cincin dengan detail ukiran yang halus menjadi incaran banyak orang, baik lokal maupun wisatawan.
Selain perhiasan, kain sasirangan juga merupakan warisan budaya yang sangat berharga. Kain sasirangan adalah kain tradisional yang dibuat dengan teknik pewarnaan celup ikat. Proses pembuatannya membutuhkan ketelitian dan kesabaran tinggi, di mana pola-pola unik terbentuk melalui proses pengikatan dan pencelupan kain. Motif-motif sasirangan seringkali memiliki makna filosofis dan simbolis yang mendalam, mencerminkan nilai-nilai kehidupan masyarakat Banjar.
Berbagai upacara adat masih dilestarikan di Banjarmasin, mencerminkan kearifan lokal dan kepercayaan masyarakat. Salah satu yang sering digelar adalah upacara Haul Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari, seorang ulama besar yang dihormati di Kalimantan. Acara ini menjadi momentum penting bagi umat Muslim di Kalimantan Selatan untuk berkumpul, berdoa, dan mengenang jasa-jasa beliau.
Tradisi lain yang juga menarik adalah ritual Nadran, sebuah upacara syukuran yang biasanya dilakukan oleh para nelayan atau masyarakat pesisir sebagai bentuk terima kasih atas hasil tangkapan atau panen yang melimpah. Upacara ini sering diiringi dengan berbagai pertunjukan seni dan budaya, serta berbagi rezeki.
Setiap tradisi tentu erat kaitannya dengan kuliner. Di Banjarmasin, Anda akan menemukan aneka hidangan lezat yang kaya rasa dan rempah. Sate Banjar, dengan bumbu khasnya yang sedikit manis dan gurih, menjadi salah satu favorit. Soto Banjar, kuahnya yang kaya rempah dan gurih, disajikan dengan suwiran ayam, telur rebus, dan kentang, sangat pas dinikmati kapan saja.
Selain itu, berbagai macam kue tradisional dan olahan hasil sungai seperti ikan patin bumbu kuning atau haruan masak kecap juga menjadi ciri khas kuliner Banjarmasin. Setiap hidangan ini bukan hanya sekadar makanan, tetapi juga bagian dari cerita dan kebiasaan masyarakat setempat.
Menjelajahi tradisi Banjarmasin adalah sebuah perjalanan yang memukau. Kekayaan budaya yang terbentang di sepanjang sungai-sungainya menawarkan pengalaman autentik yang sulit ditemukan di tempat lain. Dari hiruk pikuk pasar terapung hingga keindahan seni kerajinan, setiap sudut kota ini menyimpan cerita dan warisan yang layak untuk dijaga dan dilestarikan untuk generasi mendatang.