Tradisi Baayun Maulid: Riuh Gembira Penyambutan Sang Kekasih

Ilustrasi bulan sabit dan bintang, melambangkan malam yang penuh keberkahan.

Di berbagai penjuru Indonesia, khususnya di daerah yang kental dengan tradisi Islam, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW seringkali dirayakan dengan berbagai cara yang unik dan penuh makna. Salah satu tradisi yang mempesona dan sarat akan nilai spiritual serta kebersamaan adalah Tradisi Baayun Maulid. Istilah "baayun" sendiri berasal dari bahasa Banjar, Kalimantan Selatan, yang berarti "mengayun". Sesuai namanya, tradisi ini merupakan sebuah ritual mengayun bayi yang dilakukan secara massal sebagai bentuk kecintaan dan penghormatan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW.

Tradisi Baayun Maulid bukanlah sekadar kegiatan seremonial belaka. Ia adalah ekspresi kegembiraan umat Islam dalam menyambut kelahiran sosok yang diyakini sebagai rahmatan lil 'alamin, pembawa rahmat bagi seluruh alam semesta. Pelaksanaan tradisi ini biasanya dilakukan pada bulan Rabiul Awal kalender Hijriah, bertepatan dengan bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Suasana jelang peringatan Maulid Nabi selalu terasa istimewa, dipenuhi dengan aura kekhusyukan dan kegembiraan.

Asal-usul dan Makna Spiritual

Tradisi Baayun Maulid berakar kuat di wilayah Kalimantan Selatan, yang memiliki sejarah panjang dalam penyebaran ajaran Islam. Kemunculannya tidak lepas dari peran para ulama dan tokoh masyarakat terdahulu yang berupaya menanamkan kecintaan kepada Rasulullah SAW sejak usia dini. Konsep "mengayun" di sini memiliki makna filosofis yang mendalam. Bayi yang diayun diibaratkan sedang dalam proses tumbuh kembang, sama seperti umat Islam yang terus belajar dan bertumbuh dalam keimanan dan ketaqwaan meneladani ajaran Rasulullah.

Prosesi mengayun ini biasanya dilakukan oleh para ibu dengan bayi mereka yang masih kecil, seringkali berusia di bawah dua tahun. Bayi-bayi tersebut akan diletakkan dalam ayunan yang telah dihias sedemikian rupa, terkadang dihiasi dengan bunga-bunga segar dan kain berwarna-warni. Sang ibu atau anggota keluarga lainnya akan dengan lembut mengayun bayi sambil melantunkan shalawat, doa-doa, dan ayat-ayat suci Al-Qur'an. Hal ini bertujuan agar bayi tumbuh menjadi pribadi yang berakhlak mulia, mencintai Rasulullah, dan menjadi anak yang sholeh/sholehah.

Lebih dari sekadar ritual mengayun, Baayun Maulid juga menjadi momen penting untuk mempererat tali silaturahmi antarwarga. Puluhan, bahkan ratusan, ibu dan bayinya akan berkumpul di satu tempat, seperti masjid, mushalla, atau lapangan terbuka. Kehadiran begitu banyak bayi yang diayun secara bersamaan menciptakan pemandangan yang sangat mengharukan dan penuh kehangatan. Suara lantunan shalawat yang bergema menciptakan suasana spiritual yang kental, menyatukan hati para hadirin dalam kecintaan kepada Nabi Muhammad.

Prosesi dan Keunikan Tradisi

Pelaksanaan Tradisi Baayun Maulid umumnya diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Qur'an, tahlil, dan zikir bersama. Setelah itu, barulah prosesi mengayun bayi dimulai. Setiap ibu akan dengan khidmat mengayun buah hatinya, membisikkan doa-doa terbaik, dan mengenalkan sosok Nabi Muhammad SAW sejak dini. Terkadang, para tokoh agama atau sesepuh akan memberikan tausiyah singkat mengenai pentingnya meneladani sunnah Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari.

Keunikan lain dari tradisi ini adalah adanya berbagai macam hidangan khas yang disajikan sebagai jamuan. Berbagai jenis kue tradisional, makanan berat, dan minuman disiapkan untuk dinikmati bersama setelah rangkaian acara selesai. Hal ini mencerminkan budaya gotong royong dan kebersamaan yang kuat dalam masyarakat.

Prosesi ini tidak hanya melibatkan ibu dan bayi, tetapi juga seluruh anggota keluarga dan masyarakat. Ayah, kakek, nenek, serta kerabat lainnya turut hadir memberikan dukungan dan doa. Pemandangan anak-anak yang berlarian, tawa riang mereka bercampur dengan lantunan shalawat, menciptakan suasana perayaan yang meriah namun tetap khidmat.

Pelestarian dan Relevansi di Era Modern

Di era modern yang serba digital ini, pelestarian tradisi seperti Baayun Maulid menjadi semakin penting. Tradisi ini bukan hanya warisan budaya yang berharga, tetapi juga sarana efektif untuk mengajarkan nilai-nilai keagamaan dan moral kepada generasi muda. Melalui partisipasi aktif dalam kegiatan ini, anak-anak akan lebih memahami dan mencintai sejarah Islam serta figur Nabi Muhammad SAW.

Pemerintah daerah dan berbagai komunitas di Kalimantan Selatan terus berupaya untuk menjaga keberlangsungan tradisi ini. Berbagai promosi dan dukungan diberikan agar Baayun Maulid tetap lestari dan dapat dinikmati oleh generasi mendatang. Bahkan, tradisi ini seringkali menjadi daya tarik wisata religi yang mampu menarik pengunjung dari berbagai daerah.

Lebih dari sekadar ritual, Baayun Maulid adalah cerminan dari kekayaan budaya dan kearifan lokal masyarakat Indonesia dalam menyambut kelahiran junjungan Nabi. Ia mengajarkan tentang pentingnya cinta kasih, kebersamaan, dan penanaman nilai-nilai spiritual sejak dini, sebuah pesan universal yang akan selalu relevan dalam setiap zaman.

🏠 Homepage